Semangat dan keyakinan memang sangat dibutuhkan dalam
merintis suatu usaha, akan tetapi kesuksesan memerlukan lebih dari sekedar
semangat dan keyakinan, telah banyak orang yang merasa yakin dan bersemangat
penuh untuk menggeluti usaha budidaya atau ternak ikan lele harus berakhir
dengan kegagalan yang menyedihkan, jenis usaha atau bisnis yang berbasis pada
mahluk hidup memang mempunyai tantangan tersendiri, sebagai orang yang baru
akan memulai atau mungkin sudah pernah gagal tidak ada salahnya langkah-langkah
dibawah ini dijadikan bahan pertimbangan. Berikut ini adalah gambaran secara
umum tentang cara budidaya ikan lele:
Pembenihan Lele adalah
budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara
mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan.
Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele
serta banyaknya usaha pembesaran lele.
Sistem Budidaya
Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele
jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem
ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam
sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan
mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk
jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh
ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.
3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).
Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau
terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di
sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor
kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele.
Tahap Proses Budidaya
A. Pembuatan Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan
(kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan
lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian,
pembenihan lele harus mempunyai :
Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari
luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan
penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang
lain.
Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina
selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus
sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan
betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata,
bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan
yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur
tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih
menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.
B. Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda :
- tulang kepala berbentuk pipih
- warna lebih gelap
- gerakannya lebih lincah
- perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada
punggung
- alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda :
- tulang kepala berbentuk cembung
- warna badan lebih cerah
- gerakan lamban
- perut mengembang lebih besar daripada punggung alat
kelamin berbentuk bulat.
C. Persiapan Lahan.
Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
- Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan
berbagai bibit penyakit.
- Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau
Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit
penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
- Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk
menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik
sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok
makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah
kesuburan lahan.
- Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula
setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai
pakan alami lele.
Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat
dilakukan adalah :
- Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan
sebelumnya.
- Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati.
Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis
sama
D. Pemijahan.
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan
betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap
kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur
berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah
dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan
lele.
E. Pemindahan.
Cara pemindahan :
- kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air
10-20 cm.
- siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember
yang diisi dengan air di sarang.
- samakan suhu pada kedua kolam
- pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan
dengan cawan atau piring.
- pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan
dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu
air.
F. Pendederan.
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5
– 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan
permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik
untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress.
Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam
pendederan ini.
Manajemen Pakan
Pakan anakan lele berupa :
- pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air
dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.
- Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan
nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.
- Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan
buatan dicampur dengan POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya),
untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai
unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.
Manajemen Air
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
- air harus bersih
- berwarna hijau cerah
- kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia :
- bebas senyawa beracun seperti amoniak
- mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan
yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung
unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu
menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis
cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam
yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara
dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu
pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis
pemakaian TON adalah 25 g/100m2.
Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan
sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit
lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air
yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa
protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan
pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan
pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA
sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit,
dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin,
larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut
haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.